Cover buku Gajah Mina |
Dua narasumber,
yakni Prof. Dr. Nyoman Darma Putra, M.Litt., dan Dr. Jean Couteau membahas
bagaimana upaya alih kreasi dan kolaborasi kedua kreator ini. Disinggung pula
perihal kedalaman tematik, juga keunggulan karya, berikut kemungkinan
penciptaannya di masa mendatang. Sebagai moderator yakni penyair Warih
Wisatsana.
Timbang pandang disiarkan
secara daring, diikuti 103 peserta berbagai latar melalui saluran Zoom. Dewa
Putu Sahadewa dan Made Gunawan mengemukakan proses kreatif penciptaan
karya-karya yang terangkum dalam buku “Gajah Mina”. Buku terbitan Bali Mangsi
Foundation (2021) ini memuat 27 puisi buah cipta Sahadewa dan 41 lukisan serta
sketsa kreasi Made Gunawan.
Sahadewa dan Made
Gunawan mengungkapkan awal mula ‘kolaborasi’ mereka dalam buku ini. “Karya-karya
lukisan maupun sketsa Made Gunawan yang luar biasa memicu imajinasi saya untuk
menulis puisi sebagaimana tertuang di dalam buku Gajah Mina, “ ujar Sahadewa.
(ki-ka) Made Gunawan - Dewa Putu Sahadewa |
Sahadewa yang
juga seorang dokter di Kupang, Nusa Tenggara Timur sesungguhnya telah menulis
puisi sedari SMA. Puisi-puisinya disertakan dalam beberapa festival sastra dan telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Rusia bersama beberapa penyair
Indonesia lainnya. Gajah Mina adalah kumpulan puisi tunggal
ketiganya setelah 69 Puisi di Rumah Dedari dan antologi puisi bilingual:
Penulis Mantra.
Adapun acara juga
berlangsung luring di Ruang Cinema, Lantai 1 Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya
Provinsi Bali dengan hadirin terbatas serta tetap menerapkan protokol kesehatan.
Secara khusus, Ibu Putri Koster menyampaikan pembuka kata melalui Zoom,
mengawali agenda timbang pandang.
Ibu Putri Koster membuka acara melalui zoom. (Dok. Gde Artawan) |
Menurutnya, para pegiat seni, termasuk sastra patut berbangga dan bersemangat karena Pemerintah Provinsi Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster tidak hanya telah memberi wadah untuk pengembangan seni tradisi, namun juga seni modern dan kontemporer melalui penyelenggaraan program Festival Seni Bali Jani.
Oleh karena itu,
Nyonya Putri Koster juga terus mengajak seniman-seniman Bali multitalenta untuk
tak henti berkreasi dan berkolaborasi
antar bidang, serta terus bertumbuh menjadi sumber daya manusia yang kental
dengan kekuatan seninya.
Proses Dialog Estetik
Seturut
percepatan kemajuan teknologi informasi, kini lahir beragam seni multi-media,
tidak sedikit buah alih kreasi dari satu bidang seni menjadi bentuk seni yang
lain. Melalui alih kreasi dan kolaborasi terbuka kemungkinan apresiasi yang
lebih luas dari publik yang lintas batas.
Kritikus sastra Nyoman Darma Putra mengungkapkan bahwa buku “Gajah Mina” yang karya Dewa Putu Sahadewa dan Made Gunawan merupakan bentuk alih kreasi atau alih wahana yang menarik. Buku ini menyajikan karya alih wahana dari lukisan atau sketsa menjadi karya puisi. Sisi uniknya ialah ada sejumlah karya lukisan Made Gunawan yang sejatinya berangkat dari sastra, semisal Lubdaka, dan ini kemudian direspon kembali oleh Sahadewa menjadi puisi.
“Gajah Mina boleh dikata memperkaya proses alih wahana dalam tradisi seni. Saya ingin menyebutnya sebagai Pasatmian, ini merupakan sebuah proses dialog estetik antara puisi dan lukisan, “ jelas Darma Putra.
(ki-ka) Jean Couteau dan Darma Putra |
Pasatmian berasal dari kata Satmiya, yang dalam Bahasa Sansekerta berarti menjadi satu, dipersatukan, satu dalam hakikat, satu dalam sifat dasar, atau cocok dengan sifatnya. Pasatmian diartikan Darma Putra sebagai sebuah ‘hybrid’, bukan semata mencerminkan rwabhineda.
“Sebagai penyair,
Sahadewa tidak berhenti pada karakteristik kasatmata atau penampakan saja,
tetapi masuk ke dalam esensi, “ lanjut Darma Putra.
Sementara itu,
budayawan asal Perancis yang lama menetap di Bali, Jean Couteau, mendalami
lukisan-lukisan dan sketsa-sketsa Made Gunawan dalam buku Gajah Mina yang
secara stilistik dan estetik telah mempribadi.
Adapun
karya-karya Made Gunawan dalam buku tersebut sebelumnya telah pula dipamerkan
di Galeri Komaneka at Keramas Beach, Gianyar, pada 23 Februari hingga 16 Maret
2021. Pameran ini serangkaian peluncuran buku “Gajah Mina” yang dilangsungkan
23 Februari 2021.
Made Gunawan
telah aktif berpameran sejak tahun 1995, baik di dalam maupun luar negeri.
Pameran tunggal terpilihnya antara lain Pameran Sketsa dan Lukisan “Nungkalik”
di rumah kos, pameran di Galery Hadiprana Jakarta (2002), “Perempuan” di
Jenggala Keramik Jimbaran Bali, “Melody & Beauty From the Paradise Island
di Galery Hadiprana Jakarta (2004), pameran di Montiq Galery Jakarta (2007), pameran
“ Third Solo Exhibition” di Galery Hadiprana Jakarta (2008), pameran di Art
Village Gallery Malaysia (2009), Tree Of Life di Hadiprana Gallery Jakarta
(2014), “Garis Bali “ di AMBIENTE Jakarta (2015), Tree of Life at Hadiprana
Gallery Jakarta (2018).
Rangkaian program
ini terselenggara atas kerja sama Penerbit Bali Mangsi Foundation dan Sahaja
Sehati, didukung Taman Budaya Provinsi Bali, Komaneka at Keramas Beach dan
Gunawan Art Studio. (ID)